Parade Jimbe. Doc:Pribadi |
“Jimbe, iya kendang Jimbe ini
akan kita tabuhkan massif saat upacara peringatan sumpah pemuda nanti. Harap
dijaga ya dengan sepenuh jiwa raga ya kakak!” Saya tersenyum simpul kala salah
satu koordinator kelompok empat menyodorkan Jimbe. Antrian yang awalnya membuat
kelopak mata saya meredup, menjadi sedikit lebih terbuka. Maklum dua jarum di jam tangan sudah bersua di
angka 12 dan kopi dua mug tidak cukup membantu.
Ya, abang koordinatornya malam
itu memang bertambah berkilau dengan ikatan kepala kain tradisional khas ambon
yang dikenakannya. Ah saya lupa menanyakan nama dan nomer teleponenya, keburu
merebahkan kaki di kamar, tapi lumayan saya bisa cuci mata sejenak sebelum
tidur. Masalah cuci mata sih bukan hanya bisa dinikmati para wanita saat kami
berada di Persamuhan Nasional 2019 di Hotel Marbella, Anyer, Banten, Jawa
Barat.
Mulai tanggal 26 sampai 30
Oktober 2019, ada 444 peserta yang mewakili 34 provinsi dan ratusan desa berkumpul.
Nah setiap perwakilan daerah menyumbangkan tarian ataupun workshop singkat khas
daerahnya. Dan tak sedikit para penari yang selain bertalenta juga menarik hati
untuk dibalas dengan senyum. Yah sambil menyelam minum sirup kata para tetua.
Jimbe dan Persamuhan Nasional 2019
Logo dari goyoung +62. Doc:IG goyoung |
Awalnya saya menyebut kendang
kecil yang dibagikan kepada seluruh peserta tersebut bernama Bedug mini.
Ternyata alat musik pukul tersebut bernama Jimbe atau Djembe. Nama tersebut
berasal dari bahasa Mali(afrika) yaitu “Anke
dje, anke be.” Bila dialih bahasakan berarti semua orang berkumpul dalam
damai.
Djembe awalnya digunakan sebagai
alat berkomunikasi antar desa di Afrika, kemudian dilanjutkan sebagai pengiring
upacara tradisional. Pesan yang sama juga ingin disampaikan dengan pemilihan
kosa kata “Persamuhan,” yaitu konggres atau berkumpul membicarakan suatu hal.
Tentu diharapkan juga berlangsung secara damai seperti halnya para pemuda
bersepakat menghasilkan sumpah pemuda.
Jimbe sendiri selain kami gunakan
sebagai alat musik mengiringi secara massif saat pertunjukan kesenian, juga
berhasil menjadi alat komunikasi serta pemecah iceberg antara peserta. Kami saling
berbagi cara dan tips bermain Jimbe walau berbeda daerah maupun kelompok
diskusi saat persamuhan.
Oya, kami berkumpul bukan hanya sembarang berkerumun di hotel tepi pantai Anyer. Setiap peserta adalah wakil dari desa( yang kemudian disebut pembakti desa) dimana kami mengerahkan diri baik tenaga maupun perhatian. Baik dalam bidang lingkungan, pendidikan, kesenian, ekonomi, kesehatan maupun sosial. Kami berkumpul dalam satu lokasi demi menyuarakan pesan masyarakat yang dititipkan. Tentu untuk disuarakan kepada wakil pemerintah yang menjadi jembatan langsung dari rakyat untuk rakyat.
Diskusi Kebangsaan, Tanah Air dan Bahasa
Mentoring dari BPS dan penulis buku Pancasilanomic. Doc:Pribadi |
Seperti Rendang tanpa santan,
maka bukan Rendang namanya. Begitu juga Persamuhan, jika tanpa diskusi maka
hanya akan disebut acara temu kangen. Diskusi tersebut juga merupakan langkah
nyata dari pengamalan sila keempat Pancasila, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Peserta kemudian dibagi menjadi 3
kelompok besar, yaitu : Tanah Air yang dipandu Irene C. Sinaga, Kebangsaan yang dipandu oleh Presiden Japung
Nusantara, dan kelompok Bahasa yang dipimpin Taufik Rahsen. Masing-masing
berada di ruangan tersendiri dengan jumlah peserta yang bervariasi sesuai
dengan minat pembahasaan. Saya sendiri berada di kelompok Tanah Air.
Pada kelompok kebangsaan dibahas
poin-pion dimana sebaiknya peran pemerintah yang bisa menjangkau setiap bagian
desa yang memerlukan perhatian lebih. Terutama di bagian toleransi serta hal
apa yang bisa diperbaiki oleh para pembakti desa. Kelompok Tanah Air berfokus
pada isu hak keperempuan yang terjadi di akar rumput dan semua kalangan pada
umumnya. Pembahasan yang dilakukan sampai larut berhasil membahas baik secara
ekonomi, sosial budaya dan politik.
Kelompok Bahasa sendiri lebih
membahas pagelaran, festival dan berbagai kegiatan kampung yang bisa diadakan
dengan rujukan festival nasional yang sudah sukses. Para pembakti kampung
digugah baik ide maupun telantanya untuk mengimplementasikan ke daerah
masing-masing. Tentu dengan kearifan lokal namun bercitarasa nasional dan
menjangkau internasional.
Upacara Sumpah Pemuda dan Rampak Bedug Anyer
Peserta Rampak Bedug. Doc:Pribadi |
Pada saat acara puncak Persamuhan
yaitu upacara peringatan Sumpah pemuda serta Rampak Gendang juga hadir Direktur
Pembudayaan BPIP RI, Irene Camelyn Sinaga. Jimbe yang dibawa peserta terdengar
bertalu-talu menembus keriuhan ombak pantai Anyer di Mercusuar Titik Nol Anyer
Panarukan. Pemilihan area museum Mercusuar sebagai acara dimana Gilang Ramadhan melakukan pertunjukan sendiri bukanlah tanpa pesan.
Seperti pada masanya, lokasi
Mercusuar tersebut menjadi titik awal dari pembangunan jalan bersejarah Anyer
Panarukan. Oleh karena itu lokasi tersebut menjadi titik awal dimana para
pembakti desa siap sedia lebih berbakti pada negara serta berjejaring lebih
kuat. Pemikiran tersebut sesuai dengan pengamalan sila ke 3 yaitu Persatuan
Indonesia.
Hasil Persamuhan Nasional Bhakti Desa 2019
Sebuah konggres tentu menghasilkan beberapa keputusan, kesimpulan, maupun rekomendasi yang merupakan kesimpulan dari diskusi peserta. Adapun beberapa pion yang menonjol adalah perlunya pemerintah untuk melakukan pembangunan SDM desa baik di bidang ekonomi, sosial, kesehatan, wisata dan lingkungan dan kesejateraan ibu anak.
Demikian juga desakan kepada
pemerintah daerah untuk lebih memajukan sektor pariwisata baik pelaksanaan
event lokal maupun perlindungan secara hukum bagi situs-situs kuno dan hasil
budaya nusantara.
Sebenarnya even Persamuhan
Nasional Bakti Desa 2019 bila dijabarkan secara detail akan melebihi 1000 kata,
maka kisah lainnya saya tulis di artikel selanjutnya ya. Oya Jimbe bukan hanya bertalu-talu secara fisik saat semua peserta
menepuknya, namun juga bertalu-talu di jiwa para peserta sejak kami berkumpul,
perjalanan pulang hingga sesampainya di desa masing-masing. Para pembakti Desa
telah berjejaring demi merah putih.
Salam Pancasila.
Wah, kegiatan yang seru. Mbak Vika kok bisa gabung ke acara ini?
BalasHapusIya seru, diundang sebagai blogger mba
Hapusmba, ini rangkaian kegiatannya seru banget... beruntung banget mb vika bisa dateng ke sana... aku juga mau mah, menabuh jimbe dan ikutan acaranyaaa...
BalasHapusYuk nabuh jinbe bersama2
HapusMantab. Ini acaranya Bhinekka Tunggal Ika banget ya mbak . Ah kapan2 mau dong ikutan 😎👍
BalasHapusashiapppppp
HapusSetelah membaca artikel ini saya mendapatkan tambahan kosakata baru yakni Jimbe dan Persamuhan. Jimbe ternyata semacam alat musik seperti beduk mini yang dulunya digunakan untuk berkomunikasi, klo di desa-desa kayak kentongan kali ya. Kata kedua yakni, persamuhan yang artinya kongres atau pertemuan. Kata ini masih asing dan kurang familiar. Mungkin perlu diperkenalkan lebih luas sehingga masyarakat menjadi tahu bahwa kosakata kita sangatlah luas dan menarik.
BalasHapusWhoaaa aku diceritaan Mbak Vika ikut acara ini, aku jadi mupeng pengen ikutan hehehe. Acaranya berkonsep kebangsaan. Aku suka acara-acara semacam ini. Semoga next time ada kesempatan ya.
Terima kasih sudah berbagi kisah menarik.
Yes kosa kata jimbe mungkin lebih familar untuk yang berkesenian terutama alat musik akustik ya.
HapusPersamuhan memang jarang digunakan sih. Banyak yang menanyakan juga.
Aminnnn :) :)
Ya ampunnn aku pengen ikutan acara gini. Kerennn beut mbak Vik. Padahal kemaren aku habis ke Jakarta, eh, satu hari kemudian malah mbak Vika dkk yang ke Jakarta utk ikut acara ini.
BalasHapusoho dirimu even BI kemarinkah pas di Jakarta? Semoga next bertemu di even yang sama ya.
HapusKeren dan berkesan banget pengalaman di Anyer ini ya, Mbak. Apalagi ikut menjadi bagian hasil Kongres. Semoga hasilnya bisa terimplementasi.
BalasHapusAminnn aminnn
HapusIni yang berangkat sama Mak Injul kah Mbak? Wuhuuuu asyik banget bisa berangkat ke sanaaaa :D
BalasHapusIyes, syahdu pokoknya :)
HapusSeru dan asyik banget ya, Vik.. Aku kebayang terdengar musik jimbe yang bertalu-talu. Ahhh...
BalasHapusIyes mba, asyik loh main jimbe ramai2
HapusWahhhh mantapp sekali mbak berada di acara kebangsaan
BalasHapusYes, ketemu dengan saudara-saudara baru
HapusPengalaman seruu... Senang acaranya meriah gitu ya mb..banyak bertemu dengan teman2 dr berbagai pelosok negeri...
BalasHapusiya mba, semua peserta keren
HapusAcara di Jakarta emang selalu meriah ya, kapan bisa ikutan ke acara jimbe huhu
BalasHapushayukkkkk
HapusPersamuhannya ternyata seru banget yaa, rupanya kalau penggiat yang ngumpul dan ada di forum nasional begitu rasanya hahaha penuh rasa kekeluargaan dan gotong royong.
BalasHapusiyesss, serasa keluarga sendiri
HapusAku baru tau yang namanya jimbe pas di sana.
BalasHapusKalau di tempatku itu namanya gendang. :D
Aha, banyak nama ternyata
HapusWah keren juga dapat berkesempatan ikut acara ini. Jimbe? namanya jadi inget slaah satu film kartun favvorit saya. Waktu upacaranya keren ada atraksi rampak bedungnya. salam persatuan
BalasHapusIya mas Jimbe, aku juga baru tahu pas acara itu.
HapusWah rame bangettt ......pingin ikutan hehehe ...
BalasHapusyukkk mba semoga next even
HapusWihh, makin bangga jadi orang Indonesia ya mbaaa
BalasHapusKarena banyak banget budaya dan kosakata yg ada di negara kita tercinta
Iya mba, ternyata banyak kosa kata yang belum kita ketahui
HapusKeren ya mbak, bisa ikutan acara seru ini
BalasHapusIni bisa jadi tambahan referensiku, aku ngajar sejarah soalnya
Waah keren banget kak Vikaaaa!!! bisa bergabung diacara ini!!!
BalasHapusSaya kira kendang itu tak ada sebutan khususnya. Ternyata ada, Jimbe.
Seru banget ya kak Vika...
Jimbe yaa..namanya.
BalasHapusJadi pengin tahu suara jimbe yang gak hanya di tabuh oleh fisiknya tetapi juga bertalu-talu di jiwa para peserta.
Kok aku jadi membayangkan suasana saat himne ditabuh, bener ya bergetar rasanya yang hadir dalam event tersebut. Keren nih bisa hadir dalam acara yang keren, satu Indonesia berkumpul untuk Merah Putih tetap berjaya
BalasHapusAcaranya seru sekali yah, seaindainya aku bisa ikutan kegiatan ini kemaren yah. Selama ini belum pernah sih dengan suara jimbe langsung. Wah, serunya suara jimbe menyatu dengan ombaknya pasti menghasilkan suatu bunyi-bunyian yang indah yah. Btw, ini pesertanya dari seluruh Indonesia yah?Kayaknya kemaren ada dari Medan ikutan gitu ke anyer.
BalasHapusSaya hanya paham jimbe karna dlu senang dngar musik regge hehe.
BalasHapusBtw saya penasaran sma abang yang pale kain tradisional khas ambonnya mbak 😂
Kok bisa ikut acara ini mbak? Keren banget!
BalasHapusAcara Sumpah Pemuda di pantai itu favoritku. Seru sekali ya. aku senang bisa bertemu banyak ragam budaya dan teman-teman baru. termasuk kamu kak. :*
BalasHapusWahh keren nih acaranya...semakin mengingatkan pentingnya persatuan yang digaungkan lewat Sumpah Pemuda. Nuansa tradisionalnya juga terasa banget kak..
BalasHapusdianesuryaman dot com
Menayang serunya ya pastinya beraneka ragam budaya kumpul dlm satu moment mantaps nih..
BalasHapus