Saya
penyuka menu kuliner yang berkuah, terutama yang disajikan hangat dan melimpah
bumbunya apalagi kalau berisi sayuran serta berkaldu asli. Saya memang berusaha
menjauhi MSG dan kerabatnya, Anda pasti paham maksud dan tidak memerlukan bantuan mbah Google untuk mengetahuinya apalagi menerawang pikiran Saya..he he.
Dan Saya menemukan salah satu menu
kuliner yang memenuhi syarat tersebut saat menikmati sajian Timlo khas Hotel Best Western Premier Solo Baru saat
menginap tiga hari dua malam. Tepatnya di malam Saya mengalami tepar jaya alias
flu berat setelah melakukan review tempat wisata di Ambarawa selama tujuh hari
dilanjutkan menghadiri Meet Up penulis di Jakarta selama tiga hari.
Saya
memutuskan untuk rebah lebih awal di tumpukan bulu angsa halus yang dikemas
dalam bentuk batal dan mulai bermain dalam mimpi saat bed cover di kamar Deluxe
menutupi badan Saya yang demam. Tetiba bel kamar berdendang dan dalam hitungan
kedua Saya buka dengan langkah gontai, bersiap-siap menyemprot tamu tak
diundang. Namun begitulah, salah satu
anugerah untuk perempuan adalah mata selalu jeli saat melihat pria bening( baca
tampan) walau dalam kondisi limbung. Iya seorang waiters mengantarkan baki
penuh dengan menu kuliner yang mengundang selera. Ternyata atas permintaan dari
Denish Ardhaneswara selaku Marcomm Best
Western Premier Solo Baru.
Iya,
Semangkok besar Timlo lengkap dengan nasi menguarkan aroma khas bumbu
nusantara. Hebatkan penciumanku langsung berfungsi dengan sempurna saudara-saudara,
jadi bisa dibayangkan bagaimana rasanya Timlo tersebut ya. Apalagi saat Saya
mengaduk isi mangkuk Timlo ( tentu saja harus foto dulu sebelum memulai berdoa
dan makan, he he), duh fokus menjadi goyah karena lidah ingin segera mencicipi
kaldu dan seperangkat asesorisnya. Dan ahkirnya sesi foto hanya dialokasikan
dalam tempo secepat-cepatnya alias lima menit saja.
Dalam
hitungan ke enam setelah kaldu menjadi korban pertama, tentu saja proses
meradakan flu berlanjut. Potongan besar sosis, telur rebus, jamur, mie soun, suwiran ayam yang melimpah, wortel, irisan
hati ayam, telur dadar dan rekannya
kemudian mulai Saya sapa. Dan maaf Saya
melupakan nasi putih yang juga tersaji. Maklumlah pada orang yang sedang jatuh
hati, dunia serasa daun kelor.
Sebagai
penghilang dahaga sekaligus pereda flu kedua adalah Wedang Uwuh yang juga
tersedia dalam baki yang diantarkan tadi. Bagi yang belum mencicipi Wedang Uwuh
mungkin sedikit heran dengan warnanya yang kemerahan. Dont worry, warna
tersebut hasil dari perebusan bahan-bahan herbal yang berguna bagi tubuh kita.
Bukan hanya menghangatkan namun juga meradakan flu dan alhasil Saya tertidur
lelap tanpa harus meminum obat on herbal.

Sambutan
pertama tentu keramahan dari senyum dan jabat tangan dari Denish Ardhaneswara
selaku Marcomm Best Western Premier Solo Baru. Kemudian perhatian Saya
beralih pada sajian Infus water yang melambai-lambaikan kesegarannya, maklum
Saya juga penggemar Lemon dan sekutunya.
Perhatian
ketiga tertumbuk pada sederet sepeda
yang berjajar rapi di sudut lobi hotel. Andai saja kekasih hati nun jauh di
sana datang bersama, tentu kami sudah berkeliling lokasi wisata Solo saat itu
juga. Loh kenapa jadi ajang curhat?
Sebagai
food blogger, tentu Saya akan fokus
ke masalah proses mencicipi menu kuliner dan sebangsanya saja. Sebelum ke
sajian kuliner kuah utama tadi tentu
saja ada menu lain yang menjadi awal penyebab meredanya flu berat Saya yaitu Sup Kacang Merah Daging Sapi yang 11 12 lezatnya dengan Timlo.
Oya
sekali lagi terima kasih pada pihak manajemen Hotel
Best Western Premier Solo Baru yang telah memberikan
sentuhan pada pelayanan pada tamunya berupa pengantaran sajian makan malam yang
pas dengan kebutuhan.
Untuk
ulasan yang lain seperti Romantisnya sky dining di Hotel
Best Western Premier Solo Baru, berselancar di Kampung Kauman Solo dan mengulik proses pembuatan crepes di Hotel
Best Western Premier akan segera tayang ya Wait and see ya.
Posting Komentar
Posting Komentar