Ujung
indera pencecap saya sedikit bergetar saat mengenali air yang tercecap. Bagaimana
bisa tergetar indera pencecap saya? Alasan yang terutama karena bertemunya Mozzarella dengan perasaan jeruk nipis,
entah ada reaksi fisika atau kimia apa yang terjadi.
Dua
detik yang lalu, indera pencecap masih tertutup dengan legit, dan kentalnya Mozzarela. Tepatnya
menu Crostini ala Nanamia Pizzeria,
dan setelahnya saya meneguk Litchi
Limonella. Semua Mozzarella di
lidah saya terasa luruh. Litchi Limonella adalah minuman perpaduan dari perasan
jeruk nipis, mint dan Leci. Bagusnya tiga unsur tersebut bukan hanya sebagai
bahan utama moktail tersebut namun juga sebagai penyedap mata.
Litchi Limonella Doc: Riana |
Seiris
tipis jeruk nipis dengan lebar cukup,
sudah ditenggelamkan di dalam gelas ukuran tinggi tersebut, begitu juga tiga kelopak daun mint. Komposisi warna yang
senada dan memberi penanda bahwa minuman tersebut segar, apalagi saat embun
menyembul di semua sisi gelas.
Yang menjadi sukacita saya adalah merasakan
rasa asli dari buah leci yang terambil dari dasar gelas. Manis namun bukan dari
gula pabrik, dan daging buahnya lembut serta mudah dikunyah. Tiga faktor
sebagai penanda bahwa Leci yang digunakan adalah Leci segar, bukan dari
kalengan.
Berdasarkan
pengalaman pribadi, penggunaan Leci segar hanya digunakan di hotel maupun
restoran tertentu. Untuk itu saya dengan tersenyum mengulum Leci, dan
sesudahnya tak merasa serak di tenggorokan. Hal yang berbeda akan terjadi jika
Leci yang saya cicipi tersimpan dalam kaleng.
Dough Pizza. Doc:Ang Tek Khun |
Saya
sarankan anda memilih Litchi Limonella
sebagai minuman penutup, baik saat makan siang maupun makan malam di Nanamia
Pizzeria. Terkecuali anda memang tidak menyukai minuman dengan kadar vitamin C
yang dominan. Saya sendiri memang selalu memilih minuman yang cenderung senada
dengan Lemon Squash.
Menyoal
tentang Mozzarella yang digunakan di pizzeria tersebut ternyata didatangkan
khusus dari Selandia Baru. Jamur yang telah diolah diletakan di atas Baguttee(roti), dan ditutupi Mozzarella yang legit tersebut.
Hum…aroma keju pizza menguar saat piring
berisi empat Crostini diletakan.
Avocado Nero. Doc:Riana |
Jika
bukan berkualitas baik, mana mungkin beraroma segar seperti itu. Oya saya duduk
di salah satu meja terluar di Nanamia Pizzeria Mozez. Di mana sepeda motor
hilir mudik, dan sederet warung makan di sisi kanan kiri. Sungguh mengherankan
aroma Mozzarela tercium legit dengan
leluasa.
Crostini sendiri memang hidangan italia yang sederhana,
yaitu berupa irisan roti tawar dengan ukuran 4x4 cm. Setelah diiris setebal ¾
cm, selanjutnya dipanggang dan
ditaburi topping. Penyajian Crostini
yang cepat, dan sederhana cocok dijadikan hidangan pembuka atau kudapan. Saya
sendiri menghabiskan sekerat Crostini dengan dua kali suapan.
Crostini di Nanamia Pizzeria baik di Mozez
maupun Tritodipuran menempati bangku pertama dalam urutan menu makan dengan
formasi a la Carte. Memang restoran
bintang tiga tersebut melengkapi sajiannya mulai dari Antipasti (Appetizer), Zuppe (Soup), Insalata (Salad), Panini
(Sandwich), Primi Piatti (First Course), Secondi (Main Course), Pizza (Pizza) dan Dolci (Dessert). Dengan beragamnya
pilihan, maka kita bisa dapat ke Nanamia kapan saja, tentu saja sesuai dengan
jam buka ya brooo…
Saya sendiri
sudah mencicipi Crostini dengan
topping yang sama di Nanamia Pizzeria Tirtodipuran sekitar lima hari
sebelumnya. Kenapa saya memilih menu yang sama (harga juga sama)? Alasannya
simple, karena saya ingin membandingkan hasil olahan dari dua cabang tersebut.
Memang akan sedikit berbeda karena koki yang membuatnya juga berbeda, begitu
juga yang saya rasakan sukses membandingkan keduanya.
Enak,
gurih, dan kekentalan Mozzarella yang
sama, namun roti Prancis yang digunakan di Nanamia Pizzeria Mozez cenderung lebih coklat dan crispy. Saya memang lebih suka Crostini yang renyah serta gurih saat
digigit. Oya Crostini lebih jamak
dimakan langsung menggunakan tangan tanpa pisau, dan garpu. Tentu saja Nanamia
Pizzeria tetap menyediakan peralatan makan plus piring kecil setiap pemesanan
di tempat.
Carbonara. Doc:Riana |
Di
Nanamia Tirtodipuran saya mendapat kesempatan untuk melihat proses pembuatan
pizza dari mulai masih adonan hingga
dikeluarkan dari tungku. Ternyata membuat pizza autentik Italia tidak
boleh sembarangan, ada Associazione Verace
Pizza Napoletana yang telah mengatur bahan yang dipergunakan. Begitu juga
dengan tehnik mencampur adonan pizza, proses fermentasi, serta pembuatan saus
juga topping.
Bagaimana
dengan pizza antara keduanya yang pasti berbeda koki? Saya mencicipi dua pizza
dengan dua nama, dan topping berbeda di
Nanamia Pizzeria Tirtodipuran, dan ternyata jatuh cinta pada Nanamia Speciale. Apalagi kalau bukan
karena taburan potongan nanas segar, dan ayam matang. Saya memang penggemar
menu kuliner yang bebahan buah segar dan berkadar vitamin C.
Di
Nanamia Mozes maupun Tirtodipuran, Pizza
Insalata Mediterranea yang dipesan teman saya, menjadi sajian terahkir yang
saya cicipi setelah Fettuccine Carbonara.
Sesuai dengan namanya yaitu Insalata
yang berarti salad, maka pizza ini
disajikan khusus atas permintaan pelanggan vegetarian Nanamia.
Tentu
dengan bahan baku yang sesuai standar menu vegetarian, tanpa menghilangkan
citarasa khas Nanamia yang non MSG, Non
Pork serta Non Wine. Mix Lettuce, Black Olive, Cucumber, Onion, Tomato,
Feta Chesse with Italian dressing menjadi topping utama. Pastinya terlihat menggiurkan bagi penikmat menu La Lucina Vegetariana.
Sebagai informasi, ketebalan
pizza Italia berbeda dengan pizza non italia. Pizza biasa berdiameter 25-30 cm
yang bisa ditemui di Pizzeria (toko pizza) diolah dengan menggunakan tungku
tradisional. Seperti yang saya lihat sendiri di dapur Nanamia Tirtodipuran yang
menggunakan kayu pohon buah sebagai
bahan bakar. Hal ini penting karena menghindari pengerasan pada dough pizza (adonan) yang tipis. Nanamia
Mozes juga menggunakan tungku kayu namun saya tak sempat melihatnya.
Oya
tentang Fettuccine Carbonara, saya
sarankan menikmatinya segera setelah terhidang di meja. Creamy Sauce yang melingkupi Fettucine
serta potongan Smoked Beef
memberikan sensasi yang berbeda jika dimakan saat dingin. Tiga kelopak daun
Mint di atas Fettucine juga patut
dinikmati bersamaan suapan, karena menghasilkan perpaduan citarasa (terkecuali
anda tidak menyukai sensasi segar dari mint).
Sebagai
penggemar buah-buahan segar sekaligus kopi (entah apa benang merah antara
keduanya), maka Avocado Nero juga
tercicipi. Biasanya ada lima biji kopi yang dijadikan Espresso, tentu dengan kualitas yang bagus. Alhasil rasa khas kopi
asli terasa dalam tegukan segar apokat. Akan lebih menarik lagi jika gelas
ataupun permukaan atas Avocado Nero
diberi garnish. Bagaimanapun,
tampilan dalam sajian menu sangat berpengaruh bagi tamu yang pertama kali
datang.
After all, saya suka dengan sajian Nanamia
Pizzeria baik di Mozez maupun cabang Tirtodipuran. Semua terasa nikmat di
lidah, aman di perut saya yang sensitif, dan juga suasana yang romantis tanpa
harus menyendiri berdua.
Untuk
harga, saya pikir sepadan dengan kualitas bahan yang dipakai. Segar, renyah dan
jika banyak bule Italia yang bertandang makan citarasa yang dinikmati tentu tak
jauh beda saat di negeri asal.
Eksis dengan tungku pertama Nanamia. Doc:Riana |
Jika
saya datang lagi, maka akan memesan menu lain yang belum sempat. Apalagi kalau
bukan Lasagne Classica yang
mengingatkan pada idola masa kecil saya yaitu Garfield. Satu lagi boleh ya,
yaitu Polla alla Nanamia con Patate Arraganate.
Ingin tahu kenapa saya memilih menu berbahan ayam tersebut? Di artikel
selanjutnya akan ada jawabannya.
Jadi
kapan kita kesana lagi kakak?
Nanamia
Pizzeria Mozes
Jl.
Mozez Gatotkaca B 9-17
0274-556494/549090
Yogyakarta,
Indonesia
Nanamia
Pizzeria Tirtodipuran
Jl.
Tirtodipuran No.1
0274-450826/377105
Yogyakarta,
Indonesia
Posting Komentar
Posting Komentar